Dapet Duit Dari Twitter 728x90

Sabtu, 09 Mei 2015

Cerita Motipasi Jalan Menuju Sukses


  • Tanya : Mungkinkah orang terjatuh dan malas bangun lagi...?
  • Jawab : Mungkin saja, ketika mereka menikmatinya.....
  • Tanya : Mungkinkah ada orang yang jatuh dalam kegagalan dan tidak mampu bangkit lagi...? Mengapa...?
  • Jawab : Mungkin saja, dan ada banyak... Mereka tidak mampu bangkit lagi karena mereka menikmatinya...
  • Tanya : Kok bisa...? Bukankah mereka setiap hari merintih dalam penderitaan, bagaimana engkau mengatakan mereka menikmatinya....?
  • Jawab : Penderitaan yang mereka rasakan belum terlalu sakit bagi mereka sehingga mereka tidak bersegera berjingkat, melompat, dan melenting dari tempat kubangan deritanya. Kecerdasan mental mereka lebih memilih untuk nerimo dan beradaptasi dengan keadaan, menyerah dengan keadaan itu membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman bagi mereka. Mental mereka terjebak di zona nyaman yang sesungguhnya tidak nyaman.
  • Tanya : Bukankah mereka selalu berkeluh kesah...?
  • Jawab : Keluh kesah mereka sesungguhnya hampir sama dengan desahan para pengantin perempuan di malam pertama.... Sakit, tapi nikmat, dan melegakan...
  • Tanya : Ah... Jorok ah bapak....
  • Jawab : itu hanyalah perumpamaan, dan memang begitulah nyatanya.... Keluh kesah mereka hanya membuat Niat, tekad, dan inner Power yang diperlukan untuk bangkit menjadi hilang... Bocor... Dan hanya sekedar menjadi desahan yang melegakan....
  • Tanya : Bukankah sikap Nerimo Ing Pandum itu juga diajarkan sebagai salah satu budi luhur yang wajib dipegang dan dijadikan pedoman hidup pak..?
  • Jawab : Sikap tawakal, pasrah berserah diri pada Tuhan dan Sikap Qonaah, merasa cukup, atau Nerimo ing Pandum itu adalah sifat dan juga sikap hidup yang baik. Namun selalu saja ajaran luhur ini sering salah tempat. Tawakal dan Qonaah itu seharusnya dilakukan setelah kita berikhtiar dengan seluruh sumber daya yang kita miliki. Barulah sikap tawakal dan qonaah dimunculkan. Namun faktanya tidaklah demikian. Seringkali ikhtiar yang dilakukan itu belum cukup maksimal, tetapi mereka sudah pasang sikap tawakal dan qonaah.
  • Tanya : Lho... mereka sudah bilang bahwa mereka itu sudah bekerja banting tulang peras keringat lho pak... Kok masih dikatakan belum maksimal...?
  • Jawab : Ya belum maksimal, karena mereka itu sombong.
  • Tanya : Lho....lho... kok malah dibilang sombong pak..?

  • Jawab : Ya.. benar.. sombong.. Karena biasanya mereka ini suka berkomentar bahwa mereka sudah melakukan semua upaya yang ada, bahkan mereka menyamakan kinerja dan cara kerja mereka sama  sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah berhasil sukses. Dan menurut mereka, semua orang sukses itu meraih kesuksesannya dengan cara yang tidak baik, haram, mencuri, korupsi, menipu, ngipri, punya pesugihan, bekerja sama dengan setan, dll. Karena mereka merasa sudah melakukan semua hal yang sama dengan orang sukses, tetapi kok tetap saja tidak sukses. Jadinya mereka mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang sukses itu pasti melakukan yang haram untuk meraih kesuksesan. Oleh sebab itu, nasib buruk yang mereka alami itu menurut mereka adalah wajar, karena tidak mau melakukan perbuatan yang haram. Nah... Ini adalah kesimpulannya orang yang sombong, merasa diri lebih baik dan lebih suci serta menganggap orang lain lebih buruk dan lebih bobrok moralnya.

    Tuhan tidak menciptakan dan mengatur alam semesta ini dengan ngawur. Semua ada rumusnya. Termasuk Rumus untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih maju. Rumus-rumus ini disebut sebagai Hukum alam atau disebut juga sebagai Ayat Kauniyah yang bersifat universal. Universal artinya berlaku bagi siapapun saja dan dimanapun saja. Seperti hukum gravitasi, yang mempengaruhi siapapun saja. Tidak perduli apakah dia orang yang beriman atau kafir. Jika dia menjatuhkan diri dari atap gedung bertingkat lima ke lantai dasar, maka tubuhnya pasti jatuh ke bawah dan hancur lebur.

    Sukses itu ada ilmunya, ada rumusnya. Ini adalah rumus yang universal, yang artinya... siapapun saja yang selaras dengan Ayat Kauniyah Tuhan ini, maka hidupnya pasti akan berubah menjadi lebih baik dan lebih maju.

    Inilah ilmu-ilmu sukses yang tidak mereka fahami, karena mereka sudah bersikap sombong. Makanya mereka tertutup oleh ilmu-ilmu ini. Bukankah mereka itu suka banget meremehkan majelis-majelis ilmu sukses... dan merasa sok tahu, padahal belum tahu dan tidak tahu apa-apa. Untuk sukses di dunia itu ada ilmunya, sebagaimana untuk sukses di akherat itu juga ada ilmunya. Semuanya harus dipelajari dalam proporsi yang seimbang.

    Kesombongan ini pulalah yang membuat mereka juga salah dalam menempatkan sikap Tawakal dan Qonaah tadi. Untuk urusan harta duniawi, memang harus Tawakal dan Qonaah setelah maksimal berikhtiar. Tetapi untuk ilmu, maka tidak mengenal istilah sudah cukup. Bukankah Rasulullah SAW menganjurkan agar kita terus-menerus belajar hingga titik nafas penghabisan kita..??? betul..? Itu artinya kita harus rajin belajar, rajin menuntut ilmu.

  • Tanya : Lalu bagaimana agar mereka dapat bangkit...?
  • Jawab : buang semua keluh kesah, kuatkan niat dan tekad... Perbanyak sabar dan syukur. Bukankah di dalam situasi yang paling parah sekalipun, akan selalu ada sesuatu yang dapat disyukuri, maka lihatlah itu, dan syukurilah itu.... Ubah keluhan menjadi zikir dan doa, tersambung dengan Tuhan dan memohon kekuatan pada Tuhan.... Ubah Su'ud Dzon menjadi Husnud Dzon, berprasangka baik pada Tuhan dan orang lain. Jadikan spirit pembelajar sejati  menjadi bagian dari hidup... Insya Allah, dalam waktu singkat, mereka akan dapat bangkit...
  • Tanya : Okey, Terima Kasih Pak...
  • Jawab : Sama-sama.
Sahabat...
Boleh saja kita terlahir dari keluarga miskin, tetapi pantang bagi kita untuk mati miskin. Belajarlah menjadi orang kaya karena untuk menjadi miskin tidak perlu belajar.